OPERASI MENGANTUK HINGGA RAZIA ODOL, CARA HUTAMA KARYA AJAK PENGEMUDI UTAMAKAN SELAMAT BERKENDARA DI JALAN TOL

JAKARTA – Bertambahnya ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang dioperasikan oleh PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya), menjadi landasan bagi perusahaan sebagai salah satu Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk melanjutkan kampanye peningkatan kesadaran keselamatan berkendara di jalan tol dengan tajuk “Selamat Sampai Tujuan” atau SETUJU, yang sebelumnya telah diluncurkan pada bulan Desember tahun 2019 lalu.
Direktur Operasi I Hutama Karya, Suroto menyampaikan bahwa sebagai pelopor kampanye, Hutama Karya terus menggalakkan pesan SETUJU dalam segala aspek baik di jalan tol yang telah operasional maupun yang baru beroperasi. “Dalam kampanye SETUJU, sedikitnya ada 5 (lima) pesan yang terkandung didalamnya, yaitu SETUJU bahwa keselamatan adalah nomor satu, SETUJU untuk turunkan fatalitas kecelakaan di jalan tol, SETUJU untuk tertib kecepatan berkendara di jalan tol, SETUJU untuk tertib berkendara di jalan tol, dan SETUJU untuk tertib tidak membawa muatan melebihi batas atau Over Dimensi dan Over Load (ODOL).” pungkasnya.
Lebih lanjut, Suroto menambahkan bahwa khusus untuk razia kendaraan ODOL, secara rutin dilakukan perusahaan di seluruh ruas tol yang dikelolanya minimal 2 (dua) kali dalam sebulan dan bekerjasama dengan berbagai pihak, mulai dari Patroli Jalan Raya (PJR), Korlantas maupun Dinas Perhubungan (Dishub) setempat. “Kami rutin lakukan baik di JTTS maupun di Tol JORR-S dan ATP di Pulau Jawa. Mengingat bahwa ruas-ruas tol yang kami kelola memiliki karakteristik jalan yang panjang dan menjadi arus distribusi logistik, sehingga pasti sering dilewati oleh kendaraan bermuatan besar. Kami ingin memastikan bahwa kendaraan yang mengangkut muatan tidak melebihi kapasitas yang seharusnya,” imbuh Suroto menambahkan.
Razia ODOL dilakukan secara acak dan bergiliran baik dari sisi lokasi maupun waktu. Baru – baru ini, Hutama Karya melakukan razia kendaraan ODOL di ruas tol yang baru saja diresmikan dan dioperasikan yakni ruas tol Pekanbaru – Dumai pada Selasa (5/10) sampai dengan hari Kamis (8/10) lalu dengan menggandeng Patroli Jalan Raya (PJR), Polisi Militer Angkatan Darat, Polisi Militer Angkatan Laut, Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) dan Dinas Perhubungan Provinsi Riau.
Walau terbilang baru, Jalan Tol Pekanbaru – Dumai merupakan ruas tol terpanjang ketiga di Indonesia, bahkan kurang dari sebulan, total kendaraan yang melintas di ruas tol Pekanbaru – Dumai hingga Senin (12/10) lalu telah mencapai 238.775 kendaraan. Sehingga kegiatan ini penting dilakukan untuk memelihara kualitas jalan tol dan juga memberikan pemahaman kepada pengguna jalan tol. Adapun dari razia penindakan kendaraan ODOL di Jalan Tol Pekanbaru – Dumai tersebut, Hutama Karya mencatat total 56 kendaraan yang melanggar, total tersebut merupakan akumulasi dari 13 kendaraan Golongan 2, 41 kendaraan Golongan 3, dan 2 kendaraan Golongan 4.
Tidak hanya itu, di Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (Bakter) juga baru saja dilakukan razia penindakan kendaraan ODOL bagi pengendara yang akan masuk Gerbang Tol Kota Baru, pada hari Sabtu (17/10). Berbeda dengan jalan tol lainnya, Jalan Tol Bakter ini dilakukan razia penindakan kendaraan ODOL dengan menggunakan alat Weight In Motion (WIM). “Karena Tok Bakter merupakan pintu awal masuk Jalan Tol Trans Sumatera, telah kami pasangkan WIM untuk mendukung penindakan ODOL. WIM merupakan alat timbang kendaraan yang akan masuk ke jalan tol dimana kendaraan tersebut tidak perlu berhenti untuk ditimbang, namun cukup melewati timbangan WIM dengan kecepatan rendah. Sistem WIM akan secara otomatis mencatat data berat kendaraan tersebut dengan cepat dan akurat.” terang Suroto.
Selain itu, menjelang akhir tahun 2020, Hutama Karya membuat gebrakan terbaru yakni dengan menggelar “Operasi Mengantuk” pertama di Indonesia. “Operasi mengantuk” ini pertama kali dilaksanakan di Ruas Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (Terpeka) pada Sabtu (5/9) lalu dengan menggandeng Kepolisian Daerah (Polda) Provinsi Lampung dan kemudian dilanjutkan di ruas tol lainnya di JTTS. Dalam Operasi Mengantuk, kendaraan yang melintas akan dialihkan ke Rest Area terlebih dahulu dengan bantuan Petugas PJR dan Petugas Lalu Lintas Tol, yang kemudian dilakukan pengecekan kondisi pengemudi dan dilakukan survey singkat untuk mengetahui apakah pengemudi tersebut mengantuk atau tidak.
Pengemudi yang didapati mengantuk akan diminta untuk beristirahat terlebih dahulu, dan perusahaan memberikan asupan gratis berupa kopi dan snack yang bertujuan agar pengemudi tetap terjaga. Selain itu, dilakukan juga pengecekan kondisi kendaraan pengemudi oleh petugas seperti memastikan kondisi ban dalam keadaan baik dan lampu belakang kendaraan menyala dengan baik. “Ide Operasi Mengantuk ini awalnya didasari hasil evaluasi data kecelakaan yang mayoritas diakibatkan karena faktor pengemudi kelelahan atau mengantuk, terlebih di Jalan Tol Trans Sumatera dari Bakter hingga Terpeka ini memiliki panjang 329 kilometer yang menyebabkan pengemudi sering merasa lelah dan mengantuk pada saat berkendara di jalan tol in. Kami berharap melalui Operasi Mengantuk dapat meningkatkan kesadaran pengemudi untuk mengutamakan keselamatan berkendara di jalan tol sehingga berdampak pada turunnya angka kecelakaan di jalan tol, ” tutup Suroto, Direktur Operasi I Hutama Karya.
Hutama Karya berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik di jalan tol yang dikelolanya dengan mengutamakan kenyamanan dan keselamatan dari pengguna jalan tol. Hutama Karya menghimbau kepada seluruh pengguna jalan agar dapat mematuhi ketentuan dan tata tertib yang berlaku di jalan tol, serta memastikan kecukupan saldo Uang Elektronik (UE) sebelum melintas di jalan tol. Apabila pengguna jalan tol lupa untuk mengisi saldo UE dapat menggunakan aplikasi HK Toll Apps yang dimiliki oleh Hutama Karya dimana didalamnya terdapat fitur Cek Saldo UE dan juga dapat melakukan Top up saldo UE. Agar pengguna jalan tol juga mematuhi protokol kesehatan yang berlaku, selalu berhati-hati dan tetap menjaga kecepatan berkendara maksimum di rata-rata 60 – 80 km/jam, mengecek kondisi kendaraan sebelum berkendara di jalan tol, berkendara dalam kondisi prima, serta untuk selalu SETUJU bahwa keselamatan adalah nomor satu.
Salam Setuju. Selamat Sampai Tujuan.