HK DAN 7 TJSL BUMN KARYA DUKUNG PELESTARIAN MANGROVE DI SUAKA MARGASATWA MUARA ANGKE

JAKARTA – PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) bersama 7 (tujuh) BUMN Karya yakni WIKA, PP, Adhi Karya, Waskita, Nindya Karya, Brantas Abipraya dan Perumnas, serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) telah melaksanakan program penanaman 250 bibit pohon mangrove di sepanjang Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) pada Kamis (15/12). Menteri BUMN Erick Thohir melalui keterangan tertulisnya ke media pada Senin (19/12) mengatakan bahwa program TJSL ini harus dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan BUMN, selain soal keberlanjutan juga penting. “Tujuannya agar dapat memberikan manfaat dalam jangka panjang bagi rakyat Indonesia,” ujar Erick.
Adapun proses penanaman mangrove merupakan bentuk implementasi program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) HK Peduli Lingkungan. Penanaman secara simbolis dilakukan oleh VP TJSL HK Agus Kosasih bersama Kepala BKSDA Jakarta Dr Abdul Kodir, Direktur Program Kelautan YKAN Muhammad Ilman, Direktur Pengembangan dan Pemasaran YKAN Ratih Loekito, Direktur Program MERA YKAN Muhammad Imran, dan dilanjutkan oleh para millenials TJSL BUMN Karya dengan total 250 bibit tanaman mangrove.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo menyampaikan bahwa kegiatan penanaman mangrove menjadi salah satu bentuk komitmen dan wujud nyata kepedulian perusahaan terhadap kelestarian alam dan lingkungan.
“Bibit pohon mangrove yang telah ditanam tersebut akan dirawat dan dipantau perkembangannya langsung oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN). Pemilihan wilayah SMMA karena merupakan salah satu lokasi margasatwa yang memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem dan kelestarian alam mangrove dan keanekaragaman hayati endemik seperti monyet ekor panjang, burung bangau, biawak, buaya dan lainnya, dimana beberapa hewan tersebut sudah langka keberadaannya di wilayah hutan maupun sungai di DKI Jakarta,” ujar Tjahjo
Lebih lanjut Tjahjo menyampaikan bibit pohon mangrove perlu ditanam karena saat mangrove tersebut menjadi mangrove dewasa, dia akan berguna sebagai penyumbang oksigen (O2), penyerap karbon dioksida (CO2), pengatur hidrologi serta menjaga kelestarian dan keanekaragaman hayati di sekitar SMMA. Selain itu mangrove juga berperan dalam mencegah terjadinya abrasi, penyedia pakan alami bagi satwa endemik sekitar SMMA, sekaligus revitalisasi tanaman mangrove di SMMA.
“Jika mangrove dikelola secara efektif dan berkelanjutan, tanaman ini memiliki segudang manfaat bagi kelestarian lingkungan sekitar. Sebagai salah satu BUMN yang bergerak di bidang pengembangan infrastruktur dan pengelola jalan tol, melalui program ini Hutama Karya bersama TJSL BUMN Karya berharap dapat memberikan manfaat sekaligus membantu mengurangi tingkat abrasi dan degradasi hutan bakau,” tutup Tjahjo Purnomo EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta, Dr Abdul Kodir menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan kepada Hutama Karya dan kolaborasi 7 (tujuh) TJSL BUMN Karya.
“Semoga kegiatan ini dapat mendukung dan mewujudkan SM Muara Angke menjadi lebih lestari dan menjadi salah satu tempat perlindungan bagi spesies hayati yang terancam punah keberadaannya,” ujar Abdul.
Menurutnya, upaya menjaga dan melestarikan lingkungan mangrove bukanlah menjadi tanggung jawab perseorangan ataupun satu instansi. Tapi perlu adanya sinergitas dan kolaborasi dengan menumbuhkan kepedulian dan aksi nyata seperti yang dilakukan oleh Hutama Karya dan para BUMN.
Kawasan SM Muara Angke merupakan salah satu suaka margasatwa terkecil di Indonesia, dengan luas sekitar 25,02 hektare. Namun demikian, kawasan ini memiliki peran penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem di kota Jakarta. Melalui kegiatan pelestarian lingkungan dengan penanaman bibit mangrove, menjadikan salah satu upaya pelestarian alam sekitar pesisir pantai ataupun rawa yang berdampak pada keseimbangan ekosistem alam dan mencegah terjadinya potensi bencana alam.
Sebagai informasi, melalui program HK Peduli Lingkungan, Hutama Karya juga berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam melalui proses penanaman dan penghijauan di sekitar rest area dan ruas tol operasional.
Selain itu, Hutama Karya juga membangun Unit Pengolahan Sampah Organik di Rest Area Hutama Karya, sebagai salah satu upaya untuk mengurangi jumlah sampah organic di rest area serta mewujudkan tol hijau dan ramah lingkungan.
Sementara itu, seluruh rangkaian program sertifikasi yang dilaksanakan oleh Hutama Karya telah sesuai dengan ISO:26000 yakni standar internasional yang memberikan pedoman untuk tanggung jawab sosial dalam perusahaan sekaligus Sustainable Development Goal (SDGs) Pilar Pembangunan Lingkungan No. 15 tentang Ekosistem Daratan.