HUBUNGKAN SUMATERA UTARA DAN ACEH, KOLABORASI HK – HKI KEBUT KONSTRUKSI TOL BINJAI – LANGSA

 

BINJAI – Memasuki Semester II tahun 2021, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) melakukan sinergi secara kontinyu bersama Anak Perusahaan-nya, PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) untuk melanjutkan penyelesaian mandat Pemerintah Indonesia yakni pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Hutama Karya saat ini tengah fokus pada penyelesaian pembangunan JTTS di beberapa ruas tahap I, salah satunya yaitu pembangunan Tol Binjai – Langsa sepanjang 130,6 Km. 

Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro menyampaikan bahwa saat ini proses konstruksi di Tol Binjai – Langsa masih terus berjalan dengan penerapan protokol kesehatan yang cukup ketat. “Seluruh proses konstruksi hingga proses pembebasan lahan berjalan dengan baik. Tentunya ini tak lepas dari pihak-pihak yang membantu percepatan penyelesaian Tol Binjai – Langsa khususnya pada tahap awal yakni Binjai – Pangkalan Brandan sepanjang 57,4 Km. Proses pembayaran Uang Ganti Kerugian (UGK) juga terus berjalan dengan sistem pembayaran langsung oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). Kami mengapresiasi seluruh koordinasi yang baik antar pihak sehingga diharapkan pembangunan Tol Binjai – Langsa ini dapat berjalan lancar, minim kendala dan sesuai target yang telah ditentukan,” terang Koentjoro. 

Lebih lanjut Koentjoro menjelaskan bahwa untuk tahap awal di Binjai – Pangkalan Barandan, perusahaan memprioritaskan penyelesaian di tiga seksi tol. “Kami memprioritaskan pengerjaan di Binjai – Pangkalan Brandan karena melihat analisis kepadatan kendaraan di kawasan ini sudah sangat meningkat. Hingga saat ini, pekerjaan berada di seksi 1 yaitu Binjai – Stabat sepanjang 12,3 Km, seksi 2 Stabat – Tanjungpura sepanjang 26,2 Km dan seksi 3 Tanjungpura – Pangkalan Brandan sepanjang 18,9 Km, dengan progres konstruksi yakni 35% dan progres lahan 26%. Kami berharap pekerjaan di tahap awal ini dapat rampung pada 2022 mendatang,” jelas Koentjoro. 

Dari sisi teknis, Direktur Utama HKI, Aji Prasetyanti menjelaskan bahwa pengerjaan Jalan Tol Binjai – Pangkalan Brandan memiliki tantangan tersendiri. Kontur dan kondisi  eksisting tanah dasar di lapangan sangat bervariasi, sehingga metode pelaksanaan antara satu lokasi dengan lokasi lainnya berbeda. 

“Tidak hanya sekedar membangun badan jalan tol (pekerjaan landed), HKI juga akan membangun beberapa elevated termasuk dua jembatan bentang panjang pada ruas Tol Binjai-Pangkalan Brandan ini, karena melewati dua sungai besar. Adapun jembatan bentang panjang tersebut terletak di Sungai Sei Wampu dengan total panjang 230 m dan sungai Batang Serangan dengan total Panjang 178 m. Pembangunan jembatan bentang di atas sungai ini juga memiliki tingkat kompleksitas yang cukup tinggi,” terang Aji. 

Aji juga menambahkan bahwa untuk menjamin mutu saat pelaksanaan di lapangan, HKI menggunakan beberapa alat khusus, salah satunya adalah alat Dowel Bar Inserter (DBI). DBI digunakan pada alat Wirtgen untuk pemasangan besi dowel pada batas setiap segmen rigid. Sehingga pekerjaan rigid bisa dilaksanakan dengan lebih cepat, dengan pemasangan yang lebih sempurna sehingga fungsi pemasangan dowel bisa maksimal.

Pada proyek ini, HKI juga kembali menggunakan teknologi Corrugated Steel Plate (CSP) sebagai salah satu inovasi dalam rangka meningkatkan produktifitas dengan menjadikan konstruksi CSP ini pengganti beberapa konstruksi Box Underpas Beton. CSP merupakan struktur plat baja yang dimodifikasi dengan bentuk bergelombang sehingga kekuatan strukturnya meningkat. CSP merupakan produk rakitan yang memiliki struktur kuat dan durabilitas yang tinggi, sehingga proses pengerjaan di lokasi proyek sangat minim dan bersih karena hanya terdapat kegiatan instalasi dan finishing, lebih cepat dalam proses pelaksanaannya dan tentunya lebih indah dan rapi.

“Kami berupaya semaksimal mungkin agar Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan dapat selesai tepat waktu dengan mutu yang terjamin. Tantangan di lapangan tidaklah mudah, seperti kondisi eksisting tanah dasar yang bervariasi dan cuaca yang ekstrim dan sering hujan. Perlu penanganan khusus sesuai dengan karakteristik tanah. Namun kami percaya dengan kerja keras seluruh tim, tantangan tersebut dapat kami selesaikan,” tutup Aji Prasetyanti, Direktur Utama HKI.

Jalan Tol Binjai – Langsa terdiri atas 5 seksi tol yakni Seksi 1 Binjai-Stabat sepanjang 12,3 km, Seksi 2 Stabat – Tanjungpura sepanjang 26,2 km, Seksi 3 Tanjungpura - P.Brandan sepanjang 18,9 km, Seksi 4 P.Brandan - Kuala Simpang sepanjang 44,2 km, dan Seksi 5 Kuala Simpang – Langsa sepanjang  29 km. Jika terhubung, Tol Binjai – Langsa sepanjang 130,6 Km nantinya akan dilengkapi oleh 5 (lima) buah Interchange (IC) atau Simpang Susun. Tak hanya itu, keberadaan tol yang berada di 2 (dua) provinsi ini diharapkan dapat mempermudah konektivitas dan mobilitas serta memangkas jarak tempuh antara Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Aceh. Dengan waktu tempuh menjadi lebih cepat dari yang sebelumnya, maka mobilitas logistik pun semakin mudah dan niscaya akan mendorong peningkatan perekonomian di wilayah sekitar.

Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±1.065 Km dengan 534 Km ruas konstruksi dan 531 ruas operasi. Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh yakni Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (141 Km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 Km), Tol Palembang – Indralaya (22 Km), Tol Medan Binjai (17 Km), Tol Pekanbaru – Dumai (132 Km), Tol Sigli – Banda Aceh seksi 3 Jantho – Indrapuri (16 Km) dan seksi 4 Indrapuri – Blang Bintang (14 Km).