JADI IKON PERTANIAN YOGYAKARTA, JEMBATAN KRETEK II GARAPAN HUTAMA KARYA DIRESMIKAN JOKOWI HARI INI

BANTUL – PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) telah menyelesaikan pembangunan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yaitu Jembatan Kretek II yang merupakan bagian dari Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejak Desember 2022 serta mulai dibuka digunakan masyarakat Februari 2023 lalu.

Diresmikan secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo, pada hari ini, Jum’at (02/06), jembatan sepanjang 600 meter ini menghubungkan jalan Samas Kretek dengan Poncosari-Greges.

Dalam sambutannya Jokowi menyampaikan bahwa kehadiran jembatan ini dapat mengatasi berbagai masalah dan meningkatkan kecepatan ekonomi daerah, pemerataan pembangunan. Memiliki empat jalur dengan biaya 364 miliar, jembatan ini menjadi bagian dari jalur lintas selatan dimana di Provinsi Bantul sudah selesai 100%, di provinsi Jawa Barat sudah 100%, dan di Provinsi Jawa tengah sudah hampir 100%.

“Kita harapkan kecepatan jalur logistik mobilitas orang dan mobilitas barang, semuanya bisa lancar karena kita telah memiliki jalur lintas selatan. Kita harapkan pula daya saing produk- produk yang di Jawa bagian selatan ini bisa masuk ke pasar dengan competitiveness yang jauh lebih baik,” ujar Jokowi.

Peresmian ini turut didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Bupati Bantul H. Abdul Halim Muslih serta Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto dan Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito.

Mengutip statement resmi saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta pada Senin (3/4) lalu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyampaikan bahwa selain dapat meningkatkan potensi wisata di wilayah pesisir pantai selatan, kehadiran Jembatan ini juga diharapkan dapat mengurangi kesenjangan dengan wilayah Pantai Utara (Pantura) yang potensi ekonominya lebih maju.

“Kehadiran jembatan ini merupakan bagian dari upaya kita untuk mempromosikan jalur Pansela Jawa, karena tidak hanya jalan yang bagus, namun juga memiliki pemandangan yang indah (panoramic road),” tambah Basuki.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan bahwa kehadiran jembatan ini mempermudah akses antara daerah Tirtohargo dengan Parangtritis yang akan menghemat waktu tempuh dari yang sebelumnya 20 menit menjadi hanya 6 menit saja, serta pengembangan daerah Pantai Selatan Yogyakarta.

“Dengan akses yang semakin mudah tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan pemerataan ekonomi wilayah sekitar, mendekatkan UMKM dengan pangsa pasar, serta dapat menunjang pengembangan destinasi wisata di selatan Jawa,” imbuh Tjahjo.

Lebih lanjut, Tjahjo juga menambahkan bahwa dalam mempercepat pembangunannya, Hutama Karya menerapkan beberapa metode kerja dan teknologi yang disesuaikan dengan kondisi tanah dan daerah di sana, antara lain teknologi anti gempa menggunakan teknologi bantalan karet inti timbal (Lead Rubber Bearing) yang memiliki peranan penting untuk meningkatkan ketahanan struktur dalam menghadapi risiko gempa bumi. Selain itu diterapkan pula teknik perbaikan tanah dengan metode soil replacement untuk memperbaiki kondisi dan daya dukung tanah, serta metode Structural Health Monitoring System (SHMS) untuk mendeteksi kerusakan pada jembatan dengan menggunakan alat instrumentasi untuk mendeteksi aksi-aksi pada struktur.

Jembatan Kretek dibangun oleh Hutama Karya dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., melalui JO Wika-Hutama, ini didesain dengan memuat filosofi Among Tani Dagang Layar yang diwujudkan dalam ornamen tugu berbentuk luku/bajak, menunjukan budaya agraris masyarakat Yogyakarta dengan filosofi “Laku Urip Kang Utama” atau “Selama hidup kita melakukan perbuatan baik”, serta ornamen burung kuntul pada railing jembatan, terinspirasi dari burung yang berjasa membantu petani dalam membasmi hama di sawah. Sementara bentuk tanaman padi pada tiang Penerangan Jalan Umum (PJU) dengan filosofi makin padat makin merunduk dan sebagai gambaran tanaman utama pertanian.

“Jembatan ini menjadi ikon pertanian Yogyakarta, dengan seluruh ornamen, kegunaan dan manfaat jembatan dalam mendukung pertanian di daerah.” tutup Tjahjo Purnomo, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.