BENDUNGAN CIJUREY PROGRESIF, HUTAMA KARYA SAMPAIKAN MANFAAT LANGSUNG BAGI PETANI

Dalam momentum Hari Tani Nasional 2025, Hutama Karya tunjukkan komitmen tingkatkan kesejahteraan petani melalui infrastruktur berkelanjutan
 

JAWA BARAT – Bertepatan dengan peringatan Hari Tani Nasional, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) mencatat kemajuan signifikan pembangunan Bendungan Cijurey yang pada pekan ketiga September telah mencapai 41%, lebih cepat 6% dari rencana semula. Proyek Strategis Nasional (PSN) ini akan memberikan manfaat nyata bagi ribuan petani di Jawa Barat, mewujudkan visi swasembada pangan Pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto.

Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim mengatakan bahwa Bendungan Cijurey hadir sebagai solusi komprehensif menghadapi tantangan pertanian modern. Dengan kapasitas tampung 14,37 juta meter kubik, bendungan ini akan mengairi 2.047 hektar lahan pertanian, meningkatkan intensitas tanam dari 180% menjadi 265% sehingga potensi panen padi diproyeksikan melonjak 463% dari 6.254 ton menjadi 35.235 ton per tahun dengan kehadiran bendungan ini. “Angka statistik ini menjadikan Bendungan Cijurey sebagai contoh infrastruktur yang tepat dapat memberi manfaat langsung bagi ribuan petani dan keluarga dari ketergantungan cuaca menjadi kepastian panen,” ujar Adjib.

Keunikan pembangunan Bendungan Cijurey terletak pada komitmen kuat dalam penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) pada setiap tahap pembangunan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Hutama Karya berkolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui program Dekarbonisasi Proyek Konstruksi yang dilakukan dengan perhitungan jejak karbon secara komprehensif, serta penerapan langkah nyata berupa reboisasi, efisiensi energi, dan penggunaan material konstruksi berkelanjutan.

Sebagai bentuk inovasi berkelanjutan, bendungan ini juga berpotensi menjadi sumber energi baru terbarukan melalui pemanfaatan panel surya terapung hingga kapasitas 10 MW. Langkah ini tidak hanya mendukung pengurangan emisi karbon, tetapi juga memperkuat diversifikasi sumber energi ramah lingkungan.

Hal ini sejalan dengan tujuan program dekarbonisasi perusahaan dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan, yang menyeimbangkan kebutuhan pembangunan dengan pelestarian lingkungan. Lebih jauh, hasil kajian emisi yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk mendorong inovasi teknologi konstruksi rendah karbon sekaligus memperkuat implementasi kebijakan hijau di sektor infrastruktur nasional.


DAMPAK EKONOMI BAGI PETANI DAN MASYARAKAT

Enjang Suhardi (52), petani senior di Jawa Barat mengatakan bahwa selama ini petani hanya bisa panen dua kali setahun, bahkan kadang gagal karena kekeringan. “Dengan adanya bendungan, kami berharap bisa panen hingga tiga kali setahun tanpa lagi tergantung pada curah hujan,” ujarnya. Menurut Enjang, tambahan satu kali musim tanam akan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan petani. “Pendapatan kami diperkirakan naik signifikan, dari sekitar Rp 40 juta per tahun menjadi Rp 60 juta. Artinya, ada kenaikan hampir 50 persen,” ungkap pria asal Karawang tersebut.

Lebih dari sekadar peningkatan hasil panen, ia menekankan pentingnya kepastian dalam bertani. “Yang paling berharga bagi kami adalah kepastian masa tanam. Tidak ada lagi rasa khawatir gagal panen akibat kekeringan. Dengan air yang terjamin, kami bisa bekerja lebih tenang dan hasilnya lebih terukur,” tambahnya.

Sementara itu Kepala Desa Karya Mekar, Janji (56), menyaksikan transformasi ekonomi desa dan mengapresiasi kinerja Hutama Karya dalam melaksanakan proyek yang juga memberi dampak nyata bagi masyarakat sekitar. 

“Selain nantinya Bendungan ini mampu menyediakan pasokan air yang lebih stabil, mengurangi risiko banjir, sekaligus menjadi tulang punggung irigasi disini, masyarakat sangat berterimakasih atas pembangunan jalan akses ke bendungan dan di bendungan itu sendiri karena banyak membantu kemudahan dan perekonomian setempat meningkat, ditambah di area sini juga banyak peternak ayam dimana jika jalan akses bagus dapat memperpendek waktu perjalanan dalam distribusi baik hasil peternakan dan distribusi pakan ayam,” ujarnya. Ia juga melihat peluang bisnis baru bermunculan - dari warung makan, kos-kosan, hingga sektor pariwisata yang akan berkembang baik selama masa konstruksi hingga setelah bendungan beroperasi penuh.

Proyek Bendungan Cijurey telah menyerap 260 tenaga kerja, dengan 20% diantaranya berasal dari warga sekitar. Selain memberikan pendapatan tambahan, hal ini juga meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal yang akan bermanfaat jangka panjang. Kehadiran bendungan ini diharapkan mampu mereduksi debit banjir di wilayah Jawa Barat. 

Dalam momentum Hari Tani Nasional 2025, Enjang Suhardi menyampaikan pesan inspiratif untuk rekan petani se-Indonesia. “Jangan ragu untuk menyambut perubahan, terutama dengan hadirnya pembangunan bendungan di sekitar kita. Kami yakin kehadirannya akan membawa perubahan besar—dari sebelumnya panen sering terkendala kekeringan, nantinya hasil pertanian akan lebih terjamin dan memberi kepastian bagi kami para petani,” tutur Enjang.

“Dengan komitmen kuat pada kualitas, keberlanjutan lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat lokal, Bendungan Cijurey diharapkan menjadi menjadi simbol konkret bahwa Indonesia mampu mewujudkan kedaulatan pangan melalui infrastruktur yang tepat sasaran dan ramah lingkungan,” tutup Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.