HUTAMA KARYA KEBUT PEMBANGUNAN BENDUNGAN MENINTING DI TENGAH PANDEMI

LOMBOK BARAT – Meski dilaksanakan di tengah masa pandemi COVID 19, proyek pembangunan Bendungan Meninting garapan PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) terus berjalan dengan berbagai protokol dan penyesuaian. Bersama dengan PT Bahagia Bangunnusa, Hutama Karya mengerjakan Paket I dengan lingkup pekerjaan Bendungan Utama yang ditargetkan akan rampung pada Oktober 2023.

Bendungan Meninting memiliki tipe Random Batu dengan Inti Tegak dengan volume bendungan sebesar 12,18 juta m3 dan luas genangan sebesar 53,60 Ha. Proyek Strategis Nasional (PSN) ini diharapkan dapat mengairi daerah irigasi seluas 1.559,29 Ha, memenuhi kebutuhan air baku sebesar 0,15 m3/detik, serta dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik sebesar 0,8 MW.

Direktur Operasi II Hutama Karya, Novias Nurendra, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, progres pembangunan Bendungan Meninting mencapai 6,578% yang sedikit lebih cepat dari Master Schedule yang telah ditentukan. “Sekarang tim di lapangan sedang mengerjakan penggalian tanah di atas permukaan sungai yang ditargetkan selesai pada April 2021. Sementara untuk pekerjaan selanjutnya yaitu penggalian di bawah level sungai baru bisa dikerjakan setelah bangunan pengelak atau divertion tunnel selesai dibangun,” terang Novias.

Untuk memastikan pekerjaan tetap berjalan tepat waktu, Hutama Karya menggunakan sistem teknologi Building Information Modelling (BIM) yang dapat mengontrol kesesuaian desain, material take off, serta schedule monitoring. Selain BIM, proyek ini juga telah menerapkan sistem informasi berbasis online yang merupakan Dashboard Proyek yang diberi nama Dashboard Meninting sehingga informasi proyek dapat dipantau secara online di manapun dan kapanpun melalui handphone berbasis android.

Meski masih on schedule, proyek ini bukanlah tanpa tantangan. Pembebasan lahan yang masih berjalan serta kendala teknis berupa area water loss yang ditemukan saat proses soil investigation membuat tim proyek melakukan beberapa penyesuaian agar tidak menghambat progres pembangunan. Beberapa pekerjaan harus dilakukan secara paralel seperti pekerjaan timbunan, grout cap dan grouting pada area galian yang telah selesai dikerjakan. 

Selain itu, karena dikerjakan dalam masa pandemi, Hutama Karya juga senantiasa mengutamakan kesehatan dan keselamatan pekerja dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat seperti menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan.

Novias Nurendra mengatakan bahwa Hutama Karya cukup banyak berkontribusi dalam pembangunan bendungan di Nusa Tenggara Barat. Selain Bendungan Meninting, Hutama Karya juga menggarap Bendungan Pelaparado, Bendungan Bintang Bano, Bendungan Tanju dan Bendungan Mila. Ia juga berharap proyek-proyek Hutama Karya tersebut dapat memberikan manfaat dan dampak yang positif bagi masyarakat sekitar. “Selain memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar di sektor konstruksi, kami juga berharap nantinya Bendungan Meninting ini akan mengembangkan industri perikanan air tawar non keramba serta menciptakan objek wisata baru dengan adanya rencana sinkronisasi pembangunan track sepeda berstandar Internasional sepanjang 60 KM menembus Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika,” ujarnya.

Jika sudah terbangun, Bendungan Meninting memang digadang-gadang akan meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat sekitar melalui sektor pariwisata. Seperti yang dilansir pada laman tempo.co, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Saepul Akhkam, mengungkapkan bahwa Bendungan Meninting berpotensi menjadi salah satu kawasan wisata unggulan di Lombok Barat. Pasalnya daerah itu kerap menjadi jalur trekking para pesepeda gunung. Senada dengan hal tersebut, Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I, Hendra Ahyadi, juga mengutarakan bahwa ada rencana pembangunan Museum Bendungan di sekitar Bendungan Meninting yang dapat menjadi daya tarik wisatawan.