HUTAMA KARYA PERCEPAT PEMBANGUNAN BENDUNGAN WAY APU

MALUKU – Dalam rangka pemerataan pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia Timur khususnya untuk penyediaan air baku, irigasi, dan pengendali banjir, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) dipercaya pemerintah untuk membangun Bendungan Way Apu di Kabupaten Buru, Provinsi Maluku. Proyek pembangunan bendungan ini terbagi dalam 2 paket pekerjaan yaitu paket 1 berupa pembangunan bendungan utama dan paket 2 berupa pembangunan bangunan pelimpah (spillway) serta fasilitas lainnya. Hutama Karya bersama PT Jaya Konstruksi kini tengah mempercepat pengerjaan proyek paket 2 dengan total nilai kontrak sebesar 1,013 Triliun Rupiah yang dananya bersumber dari APBN tahun 2017 – 2022.
Bendungan Way Apu terletak di dua kecamatan di Pulau Buru Provinsi Maluku, yaitu di Desa Wapsalit Kecamatan Lolong Guba dan Desa Wea Flan Kecamatan Wae Lata. Bendungan ini bertipe Urugan Zonal dengan Inti Tegak setinggi 72 meter. Pembangunannya dilakukan di atas lahan seluas kurang lebih 444,79 hektar dengan luas genangan mencapai 235,10 hektar dan dapat menampung air maksimal 50 juta meter kubik.
Direktur Operasi I Hutama Karya Novias Nurendra mengungkapkan bahwa meski pekerjaan fisik sempat tertunda karena proses pembebasan lahan yang memakan waktu kurang lebih 2,5 tahun, namun pihaknya optimis akan dapat menyelesaikan proyek tersebut sesuai target yaitu pada November 2022. “Tim di lapangan baru mulai pekerjaan konstruksi pada Agustus 2020 yang lalu dan sampai Februari ini progresnya sudah mencapai 23,05%,” katanya.
Ia menambahkan bahwa beberapa upaya percepatan pun dilakukan untuk mencapai target tersebut dengan tetap menerapkan protokol pencegahan penyebaran COVID-19 yang ketat. “Pada pekerjaan galian, kami optimalisasi dari 32 bulan menjadi 19 bulan dengan meningkatkan jam kerja atau double shift serta upgrade spesifikasi alat berat yang digunakan agar lebih cepat selesai. Tim juga menggunakan steel form work yang difabrikasi khusus dan didatangkan langsung dari Jakarta sehingga penggunaanya lebih mudah dan cepat,” Novias menjelaskan.
Meski berpacu dengan target waktu, Hutama Karya berkomitmen akan tetap mengedepankan aspek Quality, Health, Safety, Security and Environment (QHSSE). Dalam pencarian quarry penambangan batu dan pasir untuk material konstruksi misalnya, diutamakan berada di sekitar lahan area bendungan serta memiliki spesifikasi yang sesuai. “Jika quarry berada di sekitar lokasi proyek, maka akan mempercepat proses pekerjaan produksi material konstruksi. Tim proyek juga telah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pertambangan setempat terkait hal tersebut,” tutup Novias, Direktur Operasi I Hutama Karya.
Apabila sudah beroperasi akhir tahun 2023 nanti, Bendungan Way Apu diharapkan akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat sekitar antara lain tersedianya air irigasi seluas 10.000 Ha dan air baku dengan debit 0,5 m3/detik, mereduksi banjir sebanyak 557 m3/detik serta sebagai tempat pariwisata baru yang akan menumbuhkan perekonomian daerah. Selain itu, aliran air pada bendungan juga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik sebesar 8 MW yang mampu menerangi kurang lebih 8.750 rumah di Pulau Buru dan sekitarnya.