CAPAI HASIL KUORUM, BONDHOLDER OPTIMIS HUTAMA KARYA TUNTASKAN PEMBANGUNAN JTTS

JAKARTA – PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tengah diberikan mandat oleh Pemerintah Indonesia membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2015, baru saja melaksanakan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) pada Rabu, (27/1). Dalam penyelenggaraan tersebut, Hutama Karya berhasil mencapai kuorum. Dengan kata lain, seluruh usulan RUPO yang diajukan Hutama Karya sebagai emiten disetujui oleh para Pemegang Obligasi atau Bondholder.
Executive Vice President (EVP) Divisi Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Muhammad Fauzan menyampaikan bahwa saat ini portfolio bisnis perusahaan tengah bertransformasi dari mayoritas jasa konstruksi menuju perusahaan konstruksi dan investasi. “Atas penugasan Pembangunan JTTS oleh Pemerintah Indonesia, Hutama Karya mendapat dukungan dari pemerintah seperti penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN), penambahan aset tidak berwujud dari investasi tol, hingga meningkatnya hak konsesi jalan tol selaras dengan meningkatnya jaminan pemerintah kepada perusahaan. Oleh karena itu, dalam agenda RUPO kemarin, kami mengusulkan beberapa key points kepada para Bondholders yakni penyesuaian perjanjian perwaliamanatan sehingga align dengan lajur bisnis perusahaan saat ini.” tutur Fauzan.
Lebih lanjut, Fauzan menyampaikan dari keseluruhan agenda Rapat Umum Pemegang Obligasi Berkelanjutan Hutama Karya, perusahaan berhasil mencapai kuorum. “RUPO kemarin terdiri dari Tahap I tahun 2016, Tahap II tahun 2017, dan Tahap III tahun 2017. Hasilnya, RUPO mencapai kuorum. Kami berterima kasih kepada para Pemegang Obligasi, yang masih memberikan kepercayaan kepada Hutama Karya khususnya dalam menjalankan penugasan JTTS. Meski kerapkali dihadapkan dengan tantangan, baik di lapangan atau dari segi pendanaan dalam membangun mega proyek ini, namun perusahaan optimis mampu menyelesaikan proyek yang juga masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).” jelas Fauzan.
Lebih lanjut Fauzan menambahkan bahwa meski saat ini Hutama Karya telah mengantongi kepercayaan para Bondholder dan investor terhadap Pembangunan JTTS, namun perusahaan menyadari masih banyak tantangan berat yang akan dihadapi, termasuk dari sisi pendanaan. Oleh karena itu berbagai skema creative financing pun dilakukan Hutama Karya untuk percepatan Pembangunan JTTS. “Beberapa skema pendanaan yang saat ini tengah dilakukan antara lain melalui Penyertaan Modal Negara (PMN), Obligasi Perusahaan yang dijamin oleh Pemerintah, Pinjaman dari Lembaga Keuangan yang dijamin oleh Pemerintah, dan pendanaan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” imbuh Fauzan.
Ditengah Pandemi Covid-19 dan pembangunan infrastruktur yang tetap harus terus berjalan, Hutama Karya menyiasati penyelesaian PSN yang dimana dalam pelaksanaannya menjadi program prioritas dari Pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, kesejahteraan masyarakat, dan pembangunan di daerah. Pemerintah telah berkomitmen untuk mempercepat Pembangunan JTTS melalui Penyertaan Modal kepada Hutama Karya dalam bentuk PMN dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). “Sebagai contoh, di tahun 2020, Hutama Karya mendapatkan PMN sebesar IDR 3.5 Tn dan tambahan PMN melalui Program PEN sebesar IDR 7.5 Tn yang membuktikan bahwa Pembangunan JTTS merupakan Proyek Prioritas Pemerintah yang menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Di tahun 2021 sendiri, Hutama Karya akan menerima tambahan PMN sebesar IDR 6.2 Tn yang telah dianggarkan oleh pemerintah dalam RAPBN 2021. Selain itu, perusahaan saat ini sedang mengajukan tambahan PMN sebesar IDR 19 Tn kepada pemerintah,” tutup Fauzan, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.
Hingga saat ini, Hutama Karya telah mengoperasikan secara penuh beberapa ruas di JTTS yakni Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (141 Km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 Km), Tol Palembang – Indralaya (22 Km), Tol Medan – Binjai seksi 2 & 3 (15 Km), Tol Pekanbaru – Dumai (132 Km), dan Tol Sigli – Banda Aceh seksi 4 Indrapuri – Blang Bintang (14 Km). Sehingga total panjang JTTS yang tengah dibangun oleh Hutama Karya dalam tahap I yakni ±1.156 Km dengan 643 Km ruas konstruksi dan 513 Km ruas operasi.