KOLABORASI APIK, HUTAMA KARYA GROUP KEBUT PROYEK TOL INDRALAYA – PRABUMULIH

 

OGAN ILIR – Dalam rangka mempercepat pembangunan koridor pendukung (feeder) di sepanjang  Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) bersama dengan anak perusahaannya yakni PT HK Infrastruktur (HKI) dan PT Hakaaston (HKA) tengah fokus menyelesaikan konstruksi Tol Indralaya – Prabumulih sepanjang 65 Km. Tol Indralaya – Prabumulih merupakan bagian dari ruas Sp. Indralaya – Muara Enim sepanjang (119 Km) yang juga termasuk ke dalam koridor pendukung JTTS yakni ruas Palembang – Bengkulu sepanjang 330 Km. 

Direktur Operasi I Hutama Karya Suroto menyampaikan bahwa tol yang pembangunan konstruksinya dimulai sejak pertengahan tahun 2020 lalu, saat ini progresnya cukup signifikan. “Tol Indralaya – Prabumulih sepanjang 65 Km terbagi menjadi 6 (enam) zona dimana saat ini konstruksinya berada di zona I hingga III dengan total konstruksi yakni 30%. Adapun zona IV hingga zona VI masih dalam tahap pembebasan lahan dengan progres keseluruhan mencapai 44%. Kami berharap tol yang merupakan perluasan dari Tol Palembang – Indralaya ini dapat rampung sesuai dengan target yang telah ditentukan, tentunya dengan dukungan yang baik dari seluruh pihak terkait dalam pembangunan tol ini.” tutur Suroto. 

Lebih lanjut, Suroto menyampaikan bahwa dalam pembangunan Tol Indralaya - Prabumulih, Hutama Karya bersinergi dengan anak perusahaannya yakni PT HK Infrastruktur (HKI) selaku kontraktor dan PT Hakaaston (HKA) selaku penyuplai kebutuhan aspal dan beton. Direktur Utama HKA Dindin Solakhuddin menyampaikan bahwa tak hanya fokus mencapai target, namun HKA juga memperhatikan segi kualitas penggunaan aspal yang baik dalam pembangunan tol tersebut. “Kami selaku penyedia aspal dan beton di sepanjang Tol Indralaya – Prabumulih sangat memperhatikan kualitas aspal yang digunakan. Aspal yang kami gunakan sesuai dengan spesifikasi yakni penetrasi 60/70 berdasarkan ketentuan RSNI S-01-2004 yang dinilai memiliki properti serta kinerja sangat baik dengan struktur reologi handal. Dengan kualitas tersebut, kami harapkan dapat menunjang ketahanan aspal dalam jangka waktu yang lama setelah tol mulai dioperasikan nanti.” jelas Dindin.

Hingga saat ini, proses pengaspalan Tol Indralaya – Prabumulih berada pada zona I hingga zona III dengan presentasi 1,5% atau sebanyak 5.866 ton, dari total kebutuhan aspal untuk ketiga zona tersebut yakni 401.055 ton. “Saat ini, kami memiliki jumlah produksi aspal rata-rata 190 ton perhari untuk pembangunan Tol Indralaya – Prabumulih. Demi memenuhi kebutuhan produksi aspal yang kian meningkat, kami akan menyiapkan minimal 4 unit AMP (Asphaltt Mixing Plant) dengan total kapasitas 94.000 ton perbulan. Dari keempat unit tersebut, 2 unit AMP akan berlokasi di Musi 2 Palembang dan sisanya berlokasi di Sejaro Sakti Indralaya serta Prabumulih. Meski masih situasi pandemi, kami memastikan keseluruhan pekerjaan di lapangan telah menerapkan prokes Covid-19 yang ketat sehingga kami harapkan proses pengaspalan dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan.” ujar Dindin Solakhuddin, Direktur Utama HKA. 

Sebagai informasi, Tol Indralaya – Prabumulih dirancang akan memiliki 2 Simpang Susun (SS) atau Interchange, 24 akses pejalan kaki, 19 jembatan dan 3 underpass yang berada di Kecamatan Indralaya. Selain itu, dalam pelaksanaan konstruksi tol tersebut, Hutama Karya bersama dengan HKI selaku kontraktor menggunakan tiga jenis teknologi konstruksi dengan menyesuaikan kontur lahan di lapangan. “Teknologi konstruksi tersebut adalah Tiang Pancang (Pile Slab), Timbunan Biasa dan Metode Preloading dengan PVD (Prefabricated Vertical Drain). Tol ini masuk ke dalam salah satu rangkaian JTTS koridor Palembang – Bengkulu dan kami harapkan pembangunan tol minim kendala sehingga target penyelesaian konstruksi tercapai di tahun 2022.” tutup Suroto, Direktur Operasi I Hutama Karya. 

Tol Indralaya – Prabumulih yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Trans Sumatera diharapkan dapat melengkapi ketersediaan infrastruktur jalan tol khususnya di Provinsi Sumatra Selatan. Jika terhubung secara keseluruhan, nantinya mega proyek JTTS ini dinilai mampu melancarkan konektivitas, mengefisiensikan waktu tempuh, meningkatkan kelancaran logistik serta menghubungkan banyak kawasan. “Keinginan kita adalah agar proyek tol ini rampung dan terintegrasi mulai dari Lampung hingga Aceh. Bapak Presiden menginginkan ruas-ruas pendukung dapat tersambung seperti Pekanbaru – Padang, Palembang – Bengkulu dan Medan – Sibolga, sehingga akan muncul simpul-simpul ekonomi baru dan berdampak bagi keseimbangan perekonomian Pulau Sumatra.” tutur Luhut B. Panjaitan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) saat menggelar Rakor Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Provinsi Lampung (26/01/).  

Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±1.064 Km dengan 551 Km ruas konstruksi dan 513 ruas operasi. Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh yakni Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (141 Km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 Km), Tol Palembang – Indralaya (22 Km), Tol Medan Binjai seksi 2 & 3 (15 Km), Tol Pekanbaru – Dumai (132 Km), dan Tol Sigli – Banda Aceh seksi 4 Indrapuri – Blang Bintang (14 Km).