PERTAHANKAN RATING DARI FITCH, HUTAMA KARYA PERTEGAS POSISI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA STABIL DITENGAH PANDEMI

JAKARTA – Meski berada di tengah situasi pandemi Covid-19 yang mempengaruhi kinerja
perusahaan sebagaimana industri lain pada umumnnya, namun PT Hutama Karya (Persero)
(Hutama Karya) berhasil mempertahankan rating investment grade dari lembaga pemeringkat
international Fitch Ratings. Fitch memberikan peringkat BBB- untuk Long-Term Issuer Default
Rating dengan outlook yang stabil. Fitch juga memutuskan untuk mempertahankan peringkat
Obligasi Global Hutama Karya senilai USD 600 Juta dengan jaminan Pemerintah pada
peringkat BBB. Disaat yang sama, Fitch mempertahankan peringkat AA+(idn) untuk National
Long Term Rating dengan outlook yang stabil. Peringkat ini merefleksikan penilaian Fitch
bahwa Hutama Karya memiliki kepentingan strategis terhadap program pembangunan
infrastruktur pemerintah sebagai kontraktor dari Jalan Tol Trans Sumatera yang merupakan
jalan tol terpanjang dan salah satu proyek yang memiliki kepentingan strategis yang tinggi untuk
Indonesia. Peringkat ini berada satu notch dibawah peringkat Negara Republik Indonesia.


Wakil Direktur Utama Hutama Karya Aloysius Kiik Ro menyampaikan bahwa meski Hutama
Karya sedang melalui tantangan yang cukup berat ditengah pandemi Covid-19 dengan potensi
slowing down pengerjaan proyek-proyek yang sedang digarap, Pemerintah memberikan
dukungan kepada Hutama Karya untuk mempercepat pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera
melalui penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar IDR 3,5 Triliun dan tambahan
PMN melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar IDR 7,5 Triliun. “Di tahun
2020 memang terjadi kenaikan biaya keuangan yang sejalan dengan bertambahnya ruas tol yang
dioperasikan oleh Hutama Karya. Walau demikian, perusahaan dapat menjaga arus kas yang
positif dengan kenaikan kas dan setara kas sebesar 35% dibandingkan periode yang sama
ditahun sebelumnya, serta kenaikan aset sebesar 21% dibandingkan tahun 2019.” ujar Aloysius.
Lebih lanjut Aloysius menyatakan bahwa ini merupakan kali kedua Hutama Karya berhasil
mendapatkan Investment Grade dari Lembaga Rating terkemuka. “Rating yang diraih Hutama
Karya ini merupakan rating tertinggi diantara BUMN Karya. Kami percaya capaian ini mampu
menjadi sentimen positif terhadap prospek pembangunan infrastruktur di Indonesia dan
meningkatkan kepercayaan investor kepada Hutama Karya kedepannya,” imbuh Aloysius.

Atas pencapaian ini, Hutama Karya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yaitu
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), Kementerian Keuangan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Perbankan, serta masyarakat yang telah mendukung proses
pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) khususnya mulai dari tahap pengusahaan jalan
tol, perencanaan, penetapan lokasi, pembebasan lahan, pendanaan, hingga pembangunan fisik.
Sepanjang tahun 2020 ditengah pandemi Covid-19 Hutama Karya tetap melanjutkan penugasan
Pemerintah untuk membangun JTTS, selaras dengan dukungan pemerintah kepada perusahaan
melalui PMN, jaminan pemerintah dan dukungan konstruksi. “Dari sisi keuangan kami mampu
mempertahankan marjin EBITDA yang solid disertai dengan ketersediaan kas yang positif.
Perusahaan juga dapat memenuhi seluruh kewajiban yang telah jatuh tempo serta mendapat
dukungan dari lembaga keuangan dan non keuangan nasional melalui fasilitas Cash Defisiency
Support (CDS) yang menjamin ketersedian kas untuk mendukung percepatan pembangunan
JTTS,” tutup Aloysius Kiik Ro, Wakil Direktur Utama Hutama Karya.
Hingga akhir tahun 2020 lalu, perusahaan berhasil mengoperasikan 2 ruas tol tambahan yaitu
Pekanbaru – Dumai dan Sigli – Banda Aceh Seksi 4, sehingga saat ini total ruas tol yang sudah
beroperasi sepanjang 554 km. Keseluruhan ruas tersebut diantaranya 2 ruas tol di Pulau Jawa
yakni Ruas Tol JORR Seksi S dan Ruas Tol Akses Tanjung Priok, serta 6 ruas tol lainnya di
JTTS yakni Ruas Bakauheni – Terbanggi Besar, Ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang
– Kayu Agung, Ruas Palembang – Indralaya, Ruas Medan – Binjai, Ruas Pekanbaru – Dumai,
dan Ruas Sigli – Banda Aceh Seksi 3 & 4. Diharapkan dengan bertambahnya ruas yang
beroperasii dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi khususnya di Sumatra.


Selain melanjutkan pembangunan JTTS, di tahun 2021 ini, Hutama Karya juga menargetkan
kontrak baru hingga IDR 20.59 Tn dengan membidik proyek – proyek strategis nasional
pemerintah, khususnya pada proyek bendungan, infrastruktur jalan, dan EPC. Sepanjang tahun
2020, perusahaan juga berhasil survive dengan tetap mampu menggarap beberapa proyek
strategis penting di Indonesia, tentu dengan penerapan prosedur dan protokol kesehatan yang
ketat hingga supply vitamin kepada para pekerja, semua hal tersebut dimonitor secara harian
oleh tim QHSSE pada masing-masing proyek dan Manajemen Hutama Karya di Kantor Pusat.
Adapun proyek-proyek yang berhasil didapatkan di tengah pandemi diantaranya Proyek Irigasi
Rentang, Chevron TTM (Tahap I), Dermaga Semarang Peldam, Interchange Margabumi,
Bandara Internasional Lombok Lanjutan, Tanggap Darurat Sungai Radda dan Sungai
Rongkong, Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan Bailey, Bendungan Bintang Bano Lanjutan,
RS Pendidikan Hasanudin, Politeknik STAN, Rumah Sakit Kupang, Jargas Musirawas, dan
Dermaga TBBM Tanjung Batu, hingga Pengembangan Kawasan Lumbung Pangan Baru atau
Food Estate yang berlokasi di Kalimantan Tengah.

Kemudian pada awal Maret 2021, Hutama Karya juga baru saja mendapatkan kontrak
pembangunan sisi timur kawasan sirkuit MotoGP Mandalika di Nusa Tenggara Barat, yang
mana kehadiran proyek ini dapat membawa dampak pada meningkatnya perekonomian
masyarakat sekitar serta mempersiapkan normalisasi pariwisata setelah penuntasan proses
vaksinasi Indonesia dan menjadi langkah yang baik untuk mangawali usianya yang menginjak
60 tahun.