TRANSFORMASI EKONOMI RIAU: PERAN STRATEGIS HUTAMA KARYA DALAM MENDORONG HILIRISASI DAN REINDUSTRIALISASI MELALUI INFRAST

RIAU –  Jalan Tol Trans Sumatera telah menjadi katalis utama transformasi ekonomi Riau dari sektor hulu menuju hilirisasi industri bernilai tinggi. Hal ini disampaikan Direktur Human Capital & Legal PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya), Muhammad Fauzan, dalam Seminar Nasional dan Pelantikan Pengurus Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah dan Cabang se-Riau di Ballroom Cititel Hotel Pekanbaru, Rabu (28/5). 

Dalam seminar nasional bertema “Inovasi Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Riau melalui Re-Industrialisasi dan Hilirisasi”, Fauzan memaparkan dampak konkret Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 km yang memangkas waktu tempuh dari 6-7 jam menjadi 2-3 jam. Efisiensi ini menurunkan biaya logistik dan mempercepat distribusi produk perkebunan serta industri ke Pelabuhan Dumai. 

Fauzan juga menekankan peran strategis infrastruktur dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif. “Revolusi sebuah daerah tidak dimulai dari pusat kota, tapi dari sambungan jalan, sambungan nilai, dan sambungan harapan,” terangnya. 

Data tahun 2022 menunjukkan sektor industri pengolahan telah menjadi kontributor terbesar PDRB Riau senilai Rp170 triliun, melampaui sektor pertanian (Rp144 triliun). Namun, Riau masih menghadapi tantangan ketergantungan ekspor bahan mentah, terutama crude palm oil (CPO) dari 2,5 juta hektare perkebunan kelapa sawit. 

Menjawab tantangan tersebut, Fauzan menjelaskan kehadiran infrastruktur jalan tol di Riau menjadi kunci utama dalam mendukung hilirisasi untuk mengoptimalkan potensi ekonomi Riau. “Dari kelapa sawit bisa dikembangkan biodiesel dan oleokimia, dari migas menjadi petrokimia, hingga kehutanan menjadi produk kayu olahan,” paparnya.  

Lebih lanjut Fauzan menjelaskan bahwa pembangunan jalan tol tidak hanya mempercepat mobilitas, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Hutama Karya telah membangun 10 rest area permanen di Tol Pekanbaru-Dumai dengan desain arsitektur Melayu, menyediakan kios bagi ratusan UMKM lokal. 

Selain Tol Pekanbaru-Dumai, Hutama Karya juga mengoperasikan Tol Pekanbaru-Bangkinang (40 km) yang memperkuat konektivitas antar daerah dan mendukung distribusi bahan baku ke pabrik pengolahan serta produk akhir ke pasar, dan tengah membangun Tol Pekanbaru-Padang (via Rengat dan Pangkalan) yang kini dalam tahap konstruksi dan akan memperluas akses lintas provinsi. 

Dampak sosial-ekonomi dari pembangunan tol ini sangat terasa. Mobilitas barang dan jasa semakin lancar, jarak antar kota menjadi lebih dekat, dan distribusi hasil perkebunan serta kehutanan ke pelabuhan ekspor menjadi lebih efisien. Di sekitar pintu tol dan rest area, muncul pusat-pusat ekonomi baru seperti warung, SPBU, logistik, dan objek wisata lokal. Selain itu, pembangunan tol juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui akses yang lebih baik ke layanan pendidikan, kesehatan, dan pariwisata. Masyarakat desa terpencil kini lebih mudah menjangkau kota, dan sektor pariwisata Riau pun terdongkrak dengan meningkatnya kunjungan wisatawan antarprovinsi. “Kami ingin memastikan bahwa setiap kilometer jalan yang dibangun membawa manfaat langsung bagi masyarakat sekitar, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan,” imbuh Fauzan. 

Fauzan juga menyoroti pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) sebagai fondasi transformasi ekonomi. Hutama Karya melalui Divisi Human Capital aktif meningkatkan kompetensi insinyur lokal melalui program pelatihan dan sertifikasi. Perusahaan juga menerapkan teknologi Building Information Modelling (BIM) dan meraih sertifikat ISO 19650-2018 Kitemark. Kolaborasi dengan PII dan institusi pendidikan diwujudkan melalui program magang, pelatihan insinyur, dan pengembangan kapasitas lokal. 

“SDM yang kompeten akan memastikan transformasi ekonomi berjalan inklusif sehingga masyarakat lokal naik kelas menjadi pelaku, bukan penonton,” ungkap Fauzan. 

Hutama Karya juga berkomitmen melanjutkan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) fokus pada pendidikan dan pemberdayaan ekonomi lokal. “Infrastruktur yang terintegrasi, SDM unggul, dan tata kelola yang baik akan menjadi fondasi Riau menuju provinsi industri yang maju dan berdaya saing tinggi,” tutup Muhammad Fauzan, Direktur HC & Legal Hutama Karya. 

Pelantikan Pengurus PII Wilayah dan Cabang se-Riau Periode 2024-2027 menjadi momentum memperkuat kolaborasi dalam mendukung hilirisasi. Ketua Umum PII Pusat, Ilham Habibie, menegaskan peran strategis insinyur dalam pembangunan nasional.